Pemenang Piala Oscar Ini Justru Beri Penghormatan Untuk Nominator Lain di Pidato Kemenangan
Image source: etonline.com
Ajang penghargaan perfilman Academy Awards (Oscars) 2018 telah diselenggarakan pada 4 Maret 2018 waktu Amerika Serikat, di Dolby Theatre. Penghargaan telah diberikan kepada film terbaik tahun ini, dan juga orang-orang yang telah tampil spektakuler memamerkan skill-nya, baik di depan layar maupun balik layar.
Salah satu selebriti yang telah menerima piala Oscar tahun ini adalah Frances McDormand, yang memenangkan kategori Best Actress berkat film 'Three Billboards Outside Ebbing, Missouri'. Karena berhasil memenangkannya, tentunya ia berkesempatan untuk naik ke atas panggung dan memberikan pidato kemenangannya.
Ternyata di pidato tersebut, ia juga memanfaatkan momen tersebut untuk mengutarakan pandangannya tentang persatuan perempuan. Setelah mengungkapkan rasa bahagianya, ia menyatakan, "Aku akan sangat terhormat apabila seluruh nominasi perempuan di seluruh kategori Oscar malam ini berdiri dari kursinya." Diperlihatkan seluruh wanita yang merupakan nominator berdiri dari tempatnya.
"Hadirin sekalian, tolong perhatikan. Kami semua memiliki cerita untuk disampaikan, dan kita terlibat dalam proyek yang sama-sama didanai. Kami memiliki tempat dan hak yang sama dimanapun kita semua berada. Dan kami pantas didengar. Ada dua kata yang perlu diingat oleh kalian semua: inclusion rider."
Setelah turun dari panggung, ia menjelaskan lebih lanjut apa yang ia maksud dengan inclusion rider, yang ternyata berkaitan dengan ketentuan khusus dalam sebuah kontrak kerja. "Inclusion rider artinya adalah kita bisa meminta atau menuntut setidaknya 50% persatuan, tidak hanya saat casting, tapi juga pada seluruh kru. Selama 35 tahun aku berbisnis, aku baru mengetahuinya.. dan sayangnya aku tak bisa memutarbalik waktu."
Ia juga menambahkan bahwa persatuan dan pergerakan para wanita bukanlah sebuah tren, melainkan memang sesuatu yang harusnya selalu terjadi. "Tren perempuan? Tidak, itu bukan tren! Tren orang Afrika Ameirka? Itu juga bukan tren! Ini harus berubah, dan inilah manfaat dari inclusion rider tersebut," dilansir dari Variety.com (5/2).
Jika Anda adalah salah satu fans atau mungkin penikmat jajaran film superhero dari Marvel Studios, mungkin akan langsung mengenal superhero yang satu ini: Black Panther. Sedikit “menyeleneh” dari kebiasaan Marvel untuk memperkenalkan superhero baru di film yang baru juga, dengan fokus utama memang akan bercerita seputar asal-muasal dari sang superhero, Black Panther malah memulai debut pertamanya di film Captain America: Civil War, sebagai tokoh yang bergabung di dalam Team Iron Man.
Raja Baru Wakanda
Selepas peristiwa yang terjadi di Captain America: Civil War, kini tiba saatnya T’Challa, anak dari T’Chaka, untuk mengambil tahta kerajaan Wakanda dan resmi menjadi Black Panther sebagai pelindung negaranya tersebut. T’Challa pun akhirnya pulang kembali ke negerinya untuk memenuhi kewajibannya sebagai putera pertama dari garis keturunan raja tersebut, dan mengemban tugasnya sebagai pemimpin negara yang diakui oleh seluruh suku dan masyarakat Wakanda.
Tidak lama setelah menjadi raja, T’Challa kembali diberikan permasalahan lama Wakanda untuk mengejar serta menangkap buronan yang telah kabur lebih dari 30 tahun lamanya, yakni Ulysses Klaue. Si kriminal serta pedagang senjata api tersebut, yang telah mencuri sumber daya utama negara Wakanda, vibranium, kini terlihat lagi telah mencuri salah satu vibranium yang berlokasi di Inggris untuk dijual ke pembeli di Korea. Untuk menuntaskan misi yang tidak bisa diselesaikan oleh ayahnya tersebut, T’Challa pun tidak ragu untuk mengejar Ulysses untuk bisa menangkapnya, baik hidup-hidup atau mati.
Walau akhirnya T’Challa berhasil menahan Ulysses dengan bantuan Agen Ross yang merupakan pembeli yang dicari oleh Ulysses sebagai kedok untuk menangkapnya, ia berhasil kabur dengan bantuan tim kriminal lainnya yang dipimpin oleh Killmonger. Tak hanya itu, T’Challa pun menemukan bahwa Killmonger ternyata masih memiliki hubungan dengan Wakanda itu sendiri. Siapa sebenarnya Killmonger, apa tujuannya dan apakah T’Challa akhirnya bisa mengambil resolusi untuk menjadi raja sekaligua pelindung Wakanda yang ia impikan seperti ayahnya terdahulu?
Solid, Penuh dengan Teknologi Tinggi serta Budaya
Walau memiliki debut yang tidak biasanya, Black Panther akhirnya telah resmi memiliki film sendiri secara terpisah di bulan Februari 2018 ini. Telah tayang sejak tanggal 14 Februari kemarin untuk wilayah Indonesia dan beberapa wilayah Asia lainnya, sementara tayang di hari-hari selanjutnya untuk negara dan wilayah lainnya, Black Panther cepat menarik perhatian para fans di seluruh dunia, terutama bagi masyarakat kulit hitam hingga Afrika. Pasalnya, film Black Panther ini mungkin merupakan pertama kalinya superhero yang berasal dari wilayah Afrika, dengan lebih dari 90% para pemainnya merupakan artis kulit hitam atau lokal Afrika. Dari sini saja, daya tariknya sudah cukup kuat untuk bisa memberikan sebuah film superhero yang lebih “fresh” dan tidak melulu terfokus kepada superhero kulit putih saja. Sepanjang film, Anda akan hanya menemukan 2 orang aktor kulit putih yang memiliki peran penting di Black Panther, sementara sisanya akan menjadi figuran semata.
Black Panther turut menawarkan sesuatu yang sedikit berbeda dengan beberapa film superhero Marvel lainnya, salah satunya adalah bagaimana di film ini Wakanda digambarkan sebagai sebuah negara tertutup yang memiliki teknologi sangat tinggi berkat sumber daya alam utamanya, tetapi masih memiliki pemahaman dan ikatan kuat akan kultur dan budaya tradisional mereka. Desain kostum, pakaian, hingga make up merupakan gabungan dari fashion modern yang berpadu kuat dengan gaya tradisional mereka. Berbagai ritual dan kepercayaan tradisional yang sudah dipertahankan sejak Wakanda berdiri pun masih dilakukan, seperti misalnya tradisional pertarungan adil antar garis keturunan kerajaan untuk memperebutkan tahta sebagai raja yang sah, hingga bagaimana setiap suku di Wakanda memiliki ciri khas masing-masing mulai dari gaya berpakaian, senjata, hingga hewan atau dewa yang dipercayai sebagai simbol suku tersebut.
Peran dan akting para artis yang terlibat pun juga sangat menarik, dengan setidaknya setengah dari durasi film Black Panther ini memiliki percakapan dalam bahasa Afrika yang merupakan bahasa utama mereka selain Inggris. Penggambaran T’Challa sebagai raja muda Wakanda sekaligus Black Panther yang masih memiliki konflik dan merasa belum siap untuk bisa menggantikan ayahnya sebagai raja yang pantas tergambarkan dengan cukup baik. Sementara pihak antagonis Killmonger diceritakan cukup pelan di awal, dengan mulai perlahan terungkap alasannya untuk merebut tahta raja Wakanda dari T’Challa. Walau tidak menjadi sebuah plot twist yang besar, akan tetapi cerita masa lalu dari Killmonger ini mampu untuk memberikan rasa simpati dan lebih mengerti akan alasan sebenarnya ia ingin menjadi raja Wakanda tersebut.
Satu lagi yang juga membuat film Black Panther menarik, adalah di mana peran wanita di sini lebih terlihat kuat dibandingkan menjadi sekedar sebagai “damsel in distress” semata. Sebagian besar para wanita yang menjadi tokoh utama di film ini, seperti misanya Okoye, Shuri, dan Nakia, akan terlihat cukup kontras dan mampu membela dirinya sendiri di dalam sebuah pertarungan. Bukan pertama kalinya tokoh-tokoh wanita digambarkan sebagai sosok yang kuat di sebuah film, namun sepertinya Black Panther setidaknya bisa lebih memanjakan mereka yang menginginkan adanya peran para wanita yang mungkin tidak sekuat para superhero kesayangan kita, tetapi memiliki kelebihan dan impresi hebat tersendiri dengan cara yang tak kalah menarik perhatian.
Perlukah Menonton Film Marvel Sebelumnya?
Karena Black Panther memang pertama kali hadir di dalam Captain America: Civil War, apakah itu artinya penonton wajib menyaksikan film tersebut sebelum mulai menonton Black Panther. Agak disayangkan, jawabannya adalah: perlu ditonton. Sebagai orang yang kerap menonton hampir seluruh film di Marvel Cinematic Universe, penulis sama sekali tidak memiliki kesulitan untuk memahami apa yang telah terjadi sebelumnya di CA:CW sebelum akhirnya menonton Black Panther ini. Banyak beragam trivia seputar T’Challa dan lain-lainnya yang hadir di dalam film tersebut yang kemudian disebutkan kembali dalam film Black Panther, seperti siapa Everett Ross dan mengapa ia bisa menjadi salah satu tokoh penting di dalam film ini. Memang, beberapa kejadian dan trivia yang hadir dalam Black Panther ini akan diceritakan kembali dengan jauh lebih singkat, akan tetapi Anda akan menemukan versi lebih lengkapnya di dalam CA:CW tersebut.
Dengan kehadiran Ulysses yang sesungguhnya sudah pernah hadir lebih dulu dalam Avengers: Age of Ultron, apakah perlu juga untuk menonton film ini? Kali ini, penulis bisa berani mengatakan untuk tak perlu menonton film tersebut lebih dulu. Jujur saja, peran Ulysses tidak terlalu besar untuk sampai harus menonton film sebelumnya dan di Black Panther ini juga sudah cukup jelas menggambarkan. Tapi, menonton film sebelumnya memang akan lebih melengkapi trivia kecil, seperti misalnya mengapa Ulysses bisa memiliki tangan bionic.
IMAX? Ya atau Tidak?
Menonton film aksi atau superhero, sebagian masyarakat akan memilih untuk bisa menonton dengan kualitas terbaik yang bisa dihadirkan oleh layar lebar seperti misalnya menonton versi IMAX. Untuk kali ini, jawabannya bisa iya atau tidak. Sementara penulis sayangnya tidak menonton versi IMAX, akan tetapi beragam pertarungan yang hadir di Black Panther ini memang cukup bisa memanjakan mata bagi mereka yang menonton di IMAX. Tapi, mengingat beberapa pertarungan (sayangnya juga) kerap berada di area yang agak gelap atau kurang pencahayaan, sehingga membuat “impact” yang dihasilkan jadi kurang maksimal, bisa dibilang menonton secara IMAX bukanlah jadi hal yang wajib untuk kali ini. Tapi tentu saja, tak ada salahnya untuk menonton baik secara IMAX atau bukan, karena ada pengalaman seru tersendiri untuk bisa menontonnya di versi yang lebih beresolusi tinggi, atau secara 3D.
Mungkin hanya satu yang perlu diingat, bahwa rating usia dari Black Panther kali ini adalah untuk penonton usia 17 tahun ke atas karena beberapa porsi adegan kekerasan dan baku hantam dengan senjata tajam. Bagi Anda yang hendak membawa anak atau keluarga di bawah umur tersebut, ada baiknya untuk berpikir sekali lagi sebelum dibawa untuk menonton film ini bersama-sama.
Tentu saja, mengikuti ciri khas film superhero Marvel Studios, ada dua buah adegan tambahan yang berlokasi di pertengahan credits roll, sementara satunya berada di akhir credits roll. Memang tidak banyak informasi yang akan diberikan dari kedua adegan tersebut, tetapi dua adegan tambahan ini akan menjadi trivia yang sangat menarik untuk para fans Marvel Cinematic Universe.
Tanggal Rilis: 14 Februari 2018 (Indonesia) Genre: Superhero, Action Durasi: 134 menit Rating Usia: 17 tahun ke atas Sutradara: Ryan Coogler Pemain: Chadwick Boseman, Michael B. Jordan, Lupita Nyong’o, Danai Gurira, Martin Freeman, Daniel Kaluuya, Letitia Wright, Winston Duke, Angela Bassett, Forest Whitaker, Andy Serkis Studio: Marvel Studios